Banyak sekali barang-barang di dunia ini yang menjadi buruan para kolektor. Salah satu barang yang menjadi favorit kolektor di Indonesia adalah Gundam. Apa itu Gundam?
Gundam adalah nama serial fiksi ilmiah yang menampilkan sosok robot raksasa yang berperang di luar angkasa. Gundam merupakan genre anime yang serialnya pertama kali muncul pada 7 April 1979 dengan judul “Mobile Suite Gundam” berlatar belakang militer. Kepopuleran anime Gundam baik melalui serial TV, OVA, film, manga, novel dan permainan video serta barang dagangan melalui industri model robot Gunpla telah menghasilkan waralaba yang lumayan besar.
Tidak sedikit dulur-dulur yang salah mengartikan Gunpla sebagai mainan anak-anak. Justru peminat Gunpla ini kebanyakan datang dari kalangan remaja bahkan dewasa. Kolektor Gunpla sampai punya komunitas juga, lho. Gunpla bukan sekadar mainan yang bisa didapatkan dalam keadaan langsung utuh (berwujud karakter robot), tapi ada proses dimana dulur-dulur harus merakitnya terlebih dahulu sehingga berubah bentuk menjadi robot. Faktor rumit ini menyebabkan Gunpla tidak direkomendasikan untuk menjadi mainan anak-anak.
Terdapat beberapa tipe Gunpla berdasarkan grade atau kelas perakitan. Tiap grade atau kelas dari Gunpla ini memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda, mulai dari tingkatan mudah sampai sulit. Pertama, Super Deformed (SD). Kelas ini memiliki tingkat perakitan yang mudah dan cocok untuk kolektor Gunpla pemula (newbie). Kedua, High Grade (HG). Kelas ini memiliki tingkat kerumitan diatas SD. Ketiga, Master Grade (MG). Ukuran MG lebih besar dengan skala 1:100 dan memiliki tingkat kerumitan lebih tinggi. Keempat, Real Grade (RG). Kelas ini memiliki skala yang sama dengan kelas SD, yaitu 1:144, tapi tingkat kerumitannya lebih tinggi. Terakhir adalah PG (Perfect Grade). PG merupakan kelas tertinggi yang memiliki ukuran skala 1:60. Harganya pun paling mahal diantara tipe Gunpla lainnya.
Salah satu kolektor Gunpla yang Tim Masmoe temui adalah Rifqi Ardiansyah (24 tahun). Pemuda asal Yogyakarta tersebut mengaku dirinya baru-baru ini mengoleksi Gunpla. Sebenarnya Rifqi sudah menggemari mainan sejak kecil. Namun keinginannya untuk membeli Gunpla tersirat setelah dikenalkan oleh saudaranya yang terlebih dahulu searching informasi tentang Gunpla lewat internet.
Sebelum memutuskan untuk membeli Gunpla, Rifqi selalu menyesuaikan dengan budget yang dimilikinya. Jadi, tiap kali mendapatkan project (pekerjaan) dan menghasilkan reward (bayaran), ia pasti akan menambah koleksi Gunplanya. Tapi dengan catatan, dirinya juga harus menyisihkan uangnya untuk membayar listrik, internet, aplikasi berbayar dan kebutuhan lainnya. Rifqi juga menyampaikan, jika dulur-dulur tidak bisa me-manage dalam pembelian Gunpla, hal tersebut akan mengganggu keuangan kita. Perlu diingat, semakin besar pendapatan kita, hal tersebut tentunya akan beriringan dengan semakin banyaknya pengeluaran, salah satunya untuk hobi yang ditekuni.
Selain Rifqi, ada juga public figure yang mengoleksi Gunpla. Dia adalah Ariel Noah. Keren banget, kan?
Saat Tim Masmoe mencoba untuk menanyakan apakah Rifqi ingin menjual koleksinya, ia menjawab belum mau menjualnya dulu saat ini. Menurut Rifqi, mengoleksi Gunpla seperti halnya berinvestasi. Gunpla second masih laku untuk dijual. Gunpla memang barang yang worth it untuk dikoleksi. Bagi Rifqi, merakit Gunpla merupakan hal yang mengasyikkan serta memiliki sensasi tersendiri. Selain hobi terpenuhi, Gunpla juga dapat dijual kembali. Harga jualnya pun tidak jauh berbeda dengan harga awal saat membelinya pertama kali, dengan catatan Gunpla harus terawat serta masih lengkap box-nya.
Informasi mengenai tempat penjualan Gunpla, dulur-dulur bisa mengunjungi akun instagram @unicorn_jogja dan @unicorn_toys. Dulur-dulur bisa menjalankan hobi mengoleksi Gunpla sekaligus berinvestasi. Harga jual Gunpla yang tidak mengalami penurunan terlalu drastis, serta hasil rakitan Gunpla yang bisa dijual hingga puluhan juta rupiah, tentu Gunpla sangat cocok untuk berinvestasi, bukan? (Nasrudin Muzakki)
Tinggalkan Balasan